TEMANKU BANGLADESH, SO?
Hari minggu biasa untuk saya dan teman-teman kadang hangout bareng.
Itupun harus diatur waktunya karena biarpun kami tenaga kerja di Singapura,
pasti hari minggu punya kegiatan masing-masing. Bahkan temu janji harus diatur
jauh-jauh hari agar tidak mengecewakan. Apalagi membatalkan janji last minute,
aduhh rasanya pengin makan itu orang deh!
Yup, saya ingin bicara tentang Human Writer? Apa sih itu? Yah, kumpulan
penulis tentang puisi di Singapura yang diakan di Artisty Café, 17 Jalan
Pinang. Wah, seru, bukan hanya dari tenaga kerja Indonesia saja tapi bisa
dibilang universal, Singaporean, Bangladesh, Philipine, India, and other races.
Saya tahu tentang Human Writer juga mendadak—setelah dapat e-mail dari
salah satu penyelenggara sister Rakhsa, about that event, she invite to
perform, ohh sound good. And, I make schedule early with the dance grup to
practice, so I can atur waktunya. Dalam acara itu juga, banyak bertemu
teman-teman lama yang pernah berpartisipasi dalam Singapore writer festival dan
teman di volunteer organisasi dulu, was great. Betapa Singapore writer festival
banyak membawa pengalaman about human right; talkshow in the mediacorp radio.
Nah, sebelum acara dimulai pada pukul 6pm lebih, saya berkesempatan
chit-chat dengan teman satu PDSM, hahhh, gak nyangka bisa kumpul bareng.
Ditambah dengan teman dari Philipine, Bangladesh juga. Dimana saya juga
mengenalnya. Point di sini adalah, kenapa saya menuliskan judul TEMANKU
BANGLADESH, SO? Adalah;
1. Umumnya teman Bangladesh adalah lelaki, yup, benar sekali. Sedangkan saya
orang yang tertutup untuk berteman dengan lelaki, terlebih dahulu. Tapi sebagai
hak manusia untuk bersimbiosis dalam berteman di bumi ciptaan Tuhan, so kita
harus pilih-pilih teman yang baik juga toh, jangan salah pilih teman, apalagi
teman lelaki.
2. Seperti kita ketahui banyak sisi negatif bila mendengar soal BL itu,
yang begini dan begitu dengan TKW di Singapura atau Negara lainnya.
3. Teman BL itu ada yang berkarya loh, maka harus kita ketahui dan
sebarkan nilai positifnya. Secara mereka juga manusia sama seperti kita. Jangan
pandang buruknya saja.
Yah, minggu itu saya dan teman-teman plus teman BL itu bercerita soal
kepenulisan, tentunya. Tukar pandangan dan tulisan, tentang puisi dan more.
Bukan sangat disayangkan sih, baru kenal orang BL yang positif dalam menulis di
saat saya habis kontrak dan pulang for good ke Indonesia. Saya petik beberapa highlight
obrolan yang bikin saya dan teman-teman tertawa. Yah, karena biasanya di antara
kami yang paling suka jahil itu si Wi- dan saya biasa jadi backup kalau ada
apa-apa.
BL: “Ops, sorry tadi kakinya siapa nggak sengaja kena kakiku?”
Saya: “Me, ohhh, I tell my husband you play trick on me, kamu tending kakiku
di bawah meja.”
BL: “Walaohhh haa, aku kan bilang tadi nggak sengaja,kenapa harus bilang
sama suami kamu?”
Lucunya, dia sampai menutup mata, saya yang humoris juga sampai tertawa
diikuti teman-teman lainnya.
Nah, apalagi si teman BL satunya.
BL: “Aku kadang nggak maksud Inggris …”
Saya: “See lah, aku saja kadang gak paham bicara sama kamu face to face
apalagi kalau lewat telepon. Baiknya kamu tulis di email, nanti aku baca.”
BL: “Yah, seperti lebih baik.”
Pokoknya kalau udah bicara keseruan tentang menulis, beban di kepala itu
hilang, yang ada hanya canda dan tawa riang, c’mon tidak semua BL itu seperti
lelaki yang di Paya Lebar, suka usrek-usrek di bawah jembatan atau pohon,
ngumbar maksiat di umum, mereka ada yang baik kok. Pilihlah teman yang bisa
memotivasi kamu untuk lebih baik, berkarya ke depan daripada teman yang
mengarah ke-mudharatan. Kita di Negara orang jadi harus pandai-pandai membawa
diri.
“Sister, when I go back, my heart really pain you know.”
“Ahh yah, aku bukan cewekmu kenapa harus sakit hati?”
“But, you are good, If buy ticket around how much if next time I invite
you here.”
Jeder, inilah dia, kalau orang udah nge-fans. Jiaaaaaaa, semangat. Pasti
ada orang yang lebih more creative dalam membangun PDSM lebih maju. Don’t give
up, I always support you from behind. Don’t stop write. Jangan berhenti
menulis; apa pun hobby kamu, lanjutkan! Menulis—Menari—Merias—Memfoto—Menyanyi-Fesyen,
and more. Belive.
Thank you so much for the gold time we share together.