Wednesday, March 2, 2016

SUAMI BANGLA, KENAPA ANDA SEWOT?

Jodoh, rezeki, umur, mati; itu udah ditulis Sang Khalik. Tapi di sini saya mau menuliskan soal jodoh. Tidak ada manusia yang menginginkan jodoh itu jahat dan suka merendahkan pasangan. Yang ada sebagai wanita normal, pasti menginginkan lelaki/jodoh yang baik dan penyanyang dan pastinya seiman. Lalu bagaimana kalau jodoh kita itu bertemu di tempat kerja; luar negeri? Haruskah menyalahkan Tuhan? Nggak mungkin kan.

Tanggalnya saya lupa, tapi yang pasti saya diminta untuk mengisi acara atau membawakan acara resepsi  pernikahan teman saya (TKW) yang menikah dengan lelaki Bangladesh. Jangan berpikiran nakal yah. Saya kenal teman TKW ini dari salah satu kontes pageant di Singapura, dan berkenalan dengan kekasihnya BL itu saat ulangtahun teman TKW saya satunya lagi yang satu pageant.

Setelah beberapa kali pertemuan, dan ngobrol singkat, saya pun terharu dan mengapresiasi keseriusan kalau cinta mereka akan berlanjut ke pernikahan. oh, so cool, ternyata nggak semua lelaki BL itu sama yang saya lihat di bawah jembatan PL atau di bawah pohon bahkan semak-semak, ahhh ngapain itu. Bahkan saking usilnya, saya pernah mengintip--ops, yah intinya yang nganu.

Sebut saja nama lelaki BL itu Amin, yah, dia muslim. Saat resepsi pernikahan itu, saya dan teman-teman lain yang bersiap-siap menyambut mempelai sampai deg-deggan karena tempat gedung sudah dibuka dan pengantin lambat datang. Akhirnya aji mumpung, saya dan teman-teman goyang dangdut dulu ahhh, semua lagu kami hajar. Maka tak heran sebelum resepsi dimulai suara saya rada ngleogg.

Usut diusut, yah biasa jamnya orang Indonesia itu seperti karet. Pak penghulunya datang terlambat. Ahh, yah penting sudah SAH itu intinya, jadi sudah resmi di hadapan Allah, sehingga saya yang terlihat seperti anti teman BL jadi membuka mata hati nurani saya, bahwa tidak semua lelaki BL itu seburuk yang sebagian orang-orang Indonesia pikirkan. Mereka ada yang bertanggung jawab.

Jangan dilihat dari warna kulitnya deh. Buat apa lelaki tampan tapi mengizinkan istrinya jadi TKW? Buat apa lelaki kaya tapi menelantarkan isrtinya? Buat apa dan buat apa, intinya kalau jadi suami itu harus bisa kasih nafkah istri dengan baik, jadi gak terbesit keinginan istri untuk jadi TKW. Walau banyak juga istri yang menawarkan diri jadi TKW dengan alasan ekonomi, udah jangan ngelak kita pasti butuh pendidikan, financial ekonomi yang baik bukan? Tapi, sebagai lelaki harusnya bekerja keras lagi dalam bekerja yang penting halal dan ajari istri dengan iman yang benar, yakinkan kalau tidak perlu jadi TKW untuk ekonomi keluarga; bersyukur dulu itu intinya. Saya ngomong begini karena pasti ada yang menuding, "Iyah, lu belum punya anak gampang bisa ngomong begitu, gak mikirin bayar ini itu." So ..., suami yang menikah dengan saya semoga gak menyuruh saya jadi TKW lagi yah. Capek, jadi TKW.

Kembali ke jodoh itu di tangan Allah. Teman saya yang menikah dengan BL itu sekarang udah punya anak dan beberapa lalu saya berjumpa dengan suaminya (BL) nggak sengaja, dia ingat saya.
"Hai, Sister, assalamualaikum ...?"
Saya mencoba mengingat-ngingat, kok sepertinya pernah kenal dan memang saya kenal.
"Hai, Brother, waalaikumsalam, where she?"
"She is in the Indonesia, take care the baby, after the baby can walk, can come here, so she won't be so lonely, because i go to work and she alone at home."
"Ohh, have baby ready yah, wahhh conglats to her too,"

Begitulah jumpaan singkat antara saya dan suami (BL) di area MRT. Jika kita baik, sopan, pasti kita akan disopani orang intinya begitu, maklum saya penulis kacangan jadi bahasanya masih amburadul, hehehehe.

Jadi buat kamu, kamu dan kamu, yang suka menghina jodoh (SAH) seorang TKW yang bersuami BL seharusnya berpikir ulang deh. Kalau kamu mau menghina mereka, itu sama saja kamu menghina Tuhan. Karena apa pun yang terjadi atas kuasa Allah, ada campur tangan Allah. Jangan pandang orang dari kulitnya saja, tapi kenali mereka dan bersahabatlah dengan mereka, mba bro. Jangan tahu beritanya yang negatif saja, TKW yang kelon sama BL di hotel, kamu sebarkan di dunia maya, itu sama saja kamu mempermalukan bangsamu sendiri, P'A!!

Jadi, jodoh, rezeki, umur, mati; siapa yang ngatur? Allah, bukan kamu mba bro! Saya nulis ini, sebenarnya juga gimana, kayaknya nanti dikira cari pembelaan atas munculnya vidio pernikahan teman saya. Kan di situ ada saya, jadi hati saya terketuk untuk menyampaikan, pernikahan yang SAH karena Allah, itu yah mbokk jangan dihujat, dihina atau dikata-katain. Kamu apa ndak takut dimarahi sama Allah. Itu saja intinya, jangan suka menjudge segala sesuatu dengan akal dengkulmu saja, sesekali pakai re-search, hahaha.