Uncle
Bangla
Oleh: Zahira Hassan (Flash True Story)
Tiba-tiba
HP-ku bergetar di dalam saku celanaku.
“Hi,
Zahira, I put some food four your dinner tonight in the rubbish bin.”
Ternyata
SMS dari Uncle Supra teman baikku.
Hemm …, sekelibat aku teringat akan
kenangan dulu. Uncle Supra yang bau badannya menyengat dan kulitnya hitam
legam. Namun dengan kebaikan hatinya—aku merasa bersyukur, Tuhan telah mengirim
dia untuk menjadi teman baikku.
Dulu, aku merupakan salah satu TKW yang
kurang beruntung. Bahkan untuk menyambung hidup aku terpaksa hampir setiap hari
mengais sisa-sisa makanan bekas majikan untuk mengganjal perutku.
Hingga pada suatu hari tidak ada orang yang
bisa kumintai pertolongan. Di depan rumah majikan kulihat ada seorang lelaki
berwarga Bangla yang bekerja di dekat rumah majikan. Karena sangat lapar aku
meminta sedikit makanan darinya. Sejak itulah Uncle Supra mengerti kondisiku
bekerja yang kurang beruntung dari segi makanan.
Dan sejak pertemananku dengan Uncle Supra—setiap
harinya dia sering menaruh makanan yang dibungkus plastik dan meletakkannya di
dekat tempat sampah. Aku juga sering meminta tolong padanya untuk membelikanku
roti dengan cara yang sama—menaruh uangnya di dekat tempat sampah.
Mungkin ada yang tidak percaya dengan
pengalaman kerjaku dahulu. Tapi itulah kenyataan yang kualami. Uncle Supra
berbeda dengan lelaki Bangla lainnya yang kadang memberi harus memberi imbalan
balik pula—dan kadang imbalan seksual.
Sejak aku pindah majikan, aku tidak pernah
lagi bertemu dengan Uncle Supra. Di manapun saat ini berada semoga Tuhan selalu
melindungi Uncle Supra. Semoga suatu hari nanti aku bisa bertemu lagi dengan
Uncle Supra dan melihat kondisi kerjaku yang tidak terkungkung seperti dahulu.
Serangoon, Oktober 2012
[]